Hiii jumpa lagi teman-teman di Bantu Jawab, portal informasi untuk siswa Indonesia.
Pada kesempatan kali ini kita mau membantumu yang sedang mencari jawaban atas pertanyaan: Tubuh ringkih itu hanya bisa meringkuk tak berdaya di sudut ruangan. Lengannya yang kurus mendekap e…, yuk kita sama-sama simak pembahasannya.
Pertanyaan
Tubuh ringkih itu hanya bisa meringkuk tak berdaya di sudut ruangan. Lengannya yang kurus mendekap erat anak bungsu dan isterinya yang tersedu. Di antara mereka bertiga, hanya lelaki kurus itu tak menangis. Bukan karena tak ingin menangis, tapi karena kesedihan yang telah melampaui batas yang membuatnya tak lagi mengeluarkan air mata.
Ia memang pernah mendengar bahwa tentara Jepang akan mengambil pemuda-pemuda tanggung untuk mereka latih kemiliteran. Kabarnya pemuda-pemuda pribumi itu akan dikirim untuk berperang melawan musuh yang hebat di tempat antah berantah. Namun lelaki itu tak menyangka perekrutan pemuda pribumi juga dilakukan di kampungnya. Mungkin Jepang sudah kekurangan orang melawan negara yang katanya adidaya tersebut.
Meski upahnya hanya segenggam garam, selama ini ia tak pernah mencoba mangkir dari kerja paksa yang diterapkan Nippon. Selain takut disiksa jika ketahuan, ia hanya ingin agar Jepang tahu bahwa ia penurut. Dengan begitu para Nippon itu takkan mengambil paksa anak-anaknya. Namun beberapa saat tadi apa yang ia lakukan ternyata tak berpengaruh banyak. Nippon tetap mengambil paksa anaknya.
Lelaki itu berusaha menghalangi lima orang Nippon yang akan membawa anak sulungnya. Namun laras senapan bayonet segera bersarang di dadanya. Tepat di ulu hati. Isteri dan si bungsu hanya bisa merangkulnya. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya meringkuk di sudut ruangan.
Setelah mengatur nafas menahan perih ulu hati bekas hantaman laras bayonet tadi lelaki itu kemudian berdiri perlahan. “Timah, hapus hapus air matamu isteriku. Aku bersumpah bahwa keluarga kita tak akan disentuh oleh siapa pun juga. Tidak oleh tentara Nippon, garong atau bahkan iblis sekali pun,” Katanya bergetar.
“Beberapa bulan lagi mungkin si bungsu yang akan mereka jemput,” Kata sang isteri sambil mendekap erat anak bungsunya yang sudah menjadi pemuda tanggung.
“Demi apa pun juga, anak kita tak akan bisa mereka jemput,” kali ini lebih mantap lelaki itu berujar.
Besoknya lelaki itu langsung menghilang dari kampung. Tak ada yang tahu kemana ia pergi. Sang isteri pun tak pernah berbicara mengenai kepergian suaminya kepada para tetangga. Santer tersiar kabar dari orang-orang pedalaman kalimantan bahwa lelaki itu melanglang pegunungan meratus. Keluar masuk goa dan menjelajahi belantara yang belum pernah diinjak manusia.
Setelah enam bulan berlalu, tiba-tiba lelaki itu pulang. Penampilannya kali ini jauh berbeda daripada saat meninggalkan rumah. Kalau dulu ia adalah lelaki ringkih, sekarang lebih besar dan berisi. Rambutnya panjang awut-awutan. Kulitnya yang dulunya legam berubah menjadi hitam kehijauan. Matanya yang dulu sayu sekarang tajam dan ada kegelapan dalam sorotannya.
Seminggu setelah kepulangannya tujuh orang tentara Jepang datang ke kampung untuk menjemput anak bungsunya. Dengan berani lelaki itu berkacak pinggang di depan pintu rumahnya. Lantang pria itu menantang para Nippon yang datang. Demi melihat lelaki itu, seketika para tentara Jepang itu lari pontang-panting ketakutan. Tentara Jepang tak pernah lagi datang.
Kejadian itu membuat orang-kampung yakin bahwa lelaki itu menemukan bulu hantu Bariyaban di pegunungan meratus. Manusia yang memakai bulu hantu Bariyaban dipercaya apabila sedang marah maka akan terlihat seperti makhluk besar dengan taring dan bulu hitam menyeramkan.
Tentukan strukturnyaa!
Jawaban #1 untuk Pertanyaan: Tubuh ringkih itu hanya bisa meringkuk tak berdaya di sudut ruangan. Lengannya yang kurus mendekap erat anak bungsu dan isterinya yang tersedu. Di antara mereka bertiga, hanya lelaki kurus itu tak menangis. Bukan karena tak ingin menangis, tapi karena kesedihan yang telah melampaui batas yang membuatnya tak lagi mengeluarkan air mata.
Ia memang pernah mendengar bahwa tentara Jepang akan mengambil pemuda-pemuda tanggung untuk mereka latih kemiliteran. Kabarnya pemuda-pemuda pribumi itu akan dikirim untuk berperang melawan musuh yang hebat di tempat antah berantah. Namun lelaki itu tak menyangka perekrutan pemuda pribumi juga dilakukan di kampungnya. Mungkin Jepang sudah kekurangan orang melawan negara yang katanya adidaya tersebut.
Meski upahnya hanya segenggam garam, selama ini ia tak pernah mencoba mangkir dari kerja paksa yang diterapkan Nippon. Selain takut disiksa jika ketahuan, ia hanya ingin agar Jepang tahu bahwa ia penurut. Dengan begitu para Nippon itu takkan mengambil paksa anak-anaknya. Namun beberapa saat tadi apa yang ia lakukan ternyata tak berpengaruh banyak. Nippon tetap mengambil paksa anaknya.
Lelaki itu berusaha menghalangi lima orang Nippon yang akan membawa anak sulungnya. Namun laras senapan bayonet segera bersarang di dadanya. Tepat di ulu hati. Isteri dan si bungsu hanya bisa merangkulnya. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya meringkuk di sudut ruangan.
Setelah mengatur nafas menahan perih ulu hati bekas hantaman laras bayonet tadi lelaki itu kemudian berdiri perlahan. “Timah, hapus hapus air matamu isteriku. Aku bersumpah bahwa keluarga kita tak akan disentuh oleh siapa pun juga. Tidak oleh tentara Nippon, garong atau bahkan iblis sekali pun,” Katanya bergetar.
“Beberapa bulan lagi mungkin si bungsu yang akan mereka jemput,” Kata sang isteri sambil mendekap erat anak bungsunya yang sudah menjadi pemuda tanggung.
“Demi apa pun juga, anak kita tak akan bisa mereka jemput,” kali ini lebih mantap lelaki itu berujar.
Besoknya lelaki itu langsung menghilang dari kampung. Tak ada yang tahu kemana ia pergi. Sang isteri pun tak pernah berbicara mengenai kepergian suaminya kepada para tetangga. Santer tersiar kabar dari orang-orang pedalaman kalimantan bahwa lelaki itu melanglang pegunungan meratus. Keluar masuk goa dan menjelajahi belantara yang belum pernah diinjak manusia.
Setelah enam bulan berlalu, tiba-tiba lelaki itu pulang. Penampilannya kali ini jauh berbeda daripada saat meninggalkan rumah. Kalau dulu ia adalah lelaki ringkih, sekarang lebih besar dan berisi. Rambutnya panjang awut-awutan. Kulitnya yang dulunya legam berubah menjadi hitam kehijauan. Matanya yang dulu sayu sekarang tajam dan ada kegelapan dalam sorotannya.
Seminggu setelah kepulangannya tujuh orang tentara Jepang datang ke kampung untuk menjemput anak bungsunya. Dengan berani lelaki itu berkacak pinggang di depan pintu rumahnya. Lantang pria itu menantang para Nippon yang datang. Demi melihat lelaki itu, seketika para tentara Jepang itu lari pontang-panting ketakutan. Tentara Jepang tak pernah lagi datang.
Kejadian itu membuat orang-kampung yakin bahwa lelaki itu menemukan bulu hantu Bariyaban di pegunungan meratus. Manusia yang memakai bulu hantu Bariyaban dipercaya apabila sedang marah maka akan terlihat seperti makhluk besar dengan taring dan bulu hitam menyeramkan.
Tentukan strukturnyaa!
Jawaban:
tubuh ringkih itu hanya bisa meringkuk tak berdayadi sudut ruangan
Jadi gimana? Apa pembahasan tadi cukup membantumu?
Atau kamu malah memiliki jawaban yang berbeda?
Sampai jumpa lagi…