Hiii jumpa lagi teman-teman di Bantu Jawab, pusat soal untuk pelajar Indonesia.
Pada kesempatan kali ini kita ingin membantumu yang sedang mencari jawaban [buat|atas} pertanyaan: Biografi singkat, Masa Kepemimpinan dan jasa Kholifah Abu Ja’far al Mansyur, yuk kita sama-sama simak pembahasannya.
Pertanyaan
Biografi singkat, Masa Kepemimpinan dan jasa Kholifah Abu Ja’far al Mansyur
Jawaban #1 untuk Pertanyaan: Biografi singkat, Masa Kepemimpinan dan jasa Kholifah Abu Ja’far al Mansyur
Jawaban: 3.Perubahan-perubahan yang dilakukan khalifah al-Mansur pada dinasti Abbasiyah
Perubahan mendasar
bagi perkembangan dinasti Abbasiyyah sebagai Negara dikuasa di masa mendatang,
yaitu:
1. Pada tahun 762
M, Al mansur memindahkan ibukota dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan
lagi ke Baghdad dekat dengan Ctesiphon,
bekas ibu kota Persia. Dengan demikian, ibu kota pemerintahan dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.
2. Mengangkat sejumlah personil atau aparat untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif.
3. Di bidang pemerintahan, Al-Manshur menciptakan tradisi baru dengan mengangkat wazir sebagai koordinator departemen. Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak, berasal dari Balkh, Persia.
4. Membentuk lembaga protokol Negara dan sekretaris Negara.
5. Membentuk kepolisian negara di samping membenahi angkatan bersenjata.
6. Menunjuk Muhammad ibn Abd Al-Rahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara.
7. Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani Umayyah di tingkatkan peranannya dengan tambahan tugas. Kalau dahulu hanya sekedar untuk mengantar surat, pada masa Al-Manshur, jawatan pos ditugaskan untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah, sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar. Para direktur jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku gubernur setempat kepada khalifah.
4. Perkembangan Politik, Ekonomi, dan Administrasi
Sejarah telah mengukir pada masa Dinasti Abbasiyah, umat Islam benar-benar berada di pucak kejayaan dan memimpin peradaban dunia saat itu. Masa pemerintahan ini merupakan golden age dalam perjalanan sejarah peradaban islam
Daulat Abbasiyah berkuasa kurang lebih selama lima abad (750-1258 M). Pemerintahan yang panjang tersebut dapat dibagi dalam dua periode. Periode I adalah masa antara tahun 750-945 M, yaitu mulai pemerintahan Abu Abbas sampai Al-Mustakfi termasuk Al Mansur sebagai khalifah kedua. Periode II adalah masa antara tahun 945-1258 M, yaitu masa Al-Mu’ti sampai Al-Mu’tasim. Pembagian periodisasi ini diasumsikan bahwa pada periode pertama, perkembangan di bidang masih menunjukan grafik vertikal, stabil dan dinamis. Sedangkan pada periode II, kejayaan terus merosot sampai datangnya pasukan Tartar yang berhasil menghancurkan Dinasti Abbasiyah.
Pada masa pemerintahan Abbasiyah periode I, kebijakan-kebijakan politik yang dikembangkan antara lain:
1) Memindahkan
ibukota negara dari Damaskus ke Bagdad;
2) Memusnahkan
keturunan Bani Umayyah;
3) Merangkul
orang-orang Persia, dalam rangka politik memperkuat diri, Abbasiyah memberi
peluang dan kesempatan yang besar kepada kaum mawali;
4) Menumpas
pemberontakan-pemberontakan;
5) Menghapus
politik kasta.
Selain kebijkan-kebijakan diatas, langkah-langkah lain yang diambil dalam program politknya adalah:
1) Para khalifah
tetap ari Arab, sementara para menteri, gubernur, panglima perang dan pegawai
lainnya banyak diangkat dari golongan Mawali;
2) Kota Baghdad
ditetapkan sebagai ibukota negara dan menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi,
dan kebudayaan;
3) Kebebasann
berpikir dan berpendapat mendapat porsi yang tinggi.
Dalam masa permulaan pemerintah Abbasiyah, pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan cukup stabil dan menunjukn angka vertikal. Devisa negara penuh berlimpah-limpah. Khalifah Al-Mansur merupakan tokoh ekonom Abbasiyah yang telah mampu meletakkan dasar-dasar yang kuat dalam bidang ekonomi dan keuangan negara.
Di sektor pertanian, daerah-daerah pertanian diperluas di segenap wilayah negara, bendungan-bendungan dan digali kanal-kanal sehingga tidak ada daerah pertanian yang tidak terjangkau oleh irigasi.
Di sektor perdagangan, kota Bagdad di samping sebagai kota politik, agama dan kebudayaan,juga merupakan kota perdagangan yang terbesar di dunia pada saat itu. Sedangkan kota Damaskus merupakan kota kedua. Sungai Tigris dan Efrat menjadi pelabuhan transmisi bagi kapal-kapal dagang dari berbagai penjuru dunia. Terjadinya kontak perdagangan tingkat internasional ini semenjak khalifah Al-Mansur.
5. Perkembangan ilmu pengetahuan
Abu ja’far al mansur sangat sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan untuk sebuah peradaban. Ia memahami bahwa sebuah kekuasaan tidak akan kokoh tanpa didukung oleh ilmu pengetahuan, karena ilmu yang bermanfaat adalah pilar amal kebaikan serta sumber dari kehidupan yang bemakna.
Oleh sebab itu, dalam konteks inilah kita akan memahami al-Mansur seorang khilafah yang sangat memperhatikan ilmu agama dan dunia secara seimbang. Sangat tidak mengherankan jika al-Mansur sangat memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan agama. Karena beliau adalah salah seorang yang sangat paham ilmu agama.
Penjelasan: maaf kalau salah
Jadi gimana? Apa pembahasan tadi sudah membantumu?
Atau kamu malah memiliki pendapat yang berbeda?
By bye…